Advertisement

header ads

PERANAN KEPEMIMPINAN DI DALAM MENEJEMEN

PERANAN KEPEMIMPINAN DI DALAM MENEJEMEN

A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan,adapun pendapat lain mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan pemahaman dan penyelesaian atas permasalahan internal dan eksternal organisasi,Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan .merupakan suatu upaya dari seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan organisasi melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi agar orang lain tersebut mau melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanyakeseimbangan antara kebutuhan individu para pelaksana dengan tujuan perusahaan.
Lingkup kepemimpinan tidak hanya terbatas pada permasalahan internal organisasi, melainkan juga mencakup permasalahan eksternal. Dalam konteks penugasan audit, secara internal seorang ketua tim harus dapat menggerakkan anggota tim sedemikian rupa sehingga tujuan audit dapat dicapai. Seorang ketua tim harus dapat memahami kelebihan dan kekurangan anggota timnya, sehingga dapat menentukan penugasan yang harus diberikan kepada setiap anggota tim.
Dilain pihak, secara ekternal seorang ketua tim harus dapat mempengaruhi auditee agar mau menjadi mitra kerjanya dan memperlancar ataupun membantu tugas-tugas ketua tim dalam rangka mencapai tujuan audit. Untuk dapat mengatasi permasalahan internal dan eksternal tersebut, ketua tim harus mempunyai kemampuan interpersonal serta teknik komunikasi yang baik sehingga dapat memotivasi anggota tim dan mempengaruhi auditee dengan baik.

B. Peran Kepemimpinan dalam Manajemen
Kepemimpinan lebih erat kaitannya dengan fungsi penggerakan (actuating) dalam manajemen. Fungsi penggerakan mencakup kegiatan memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, pelatihan, dan bentuk-bentuk pengaruh pribadi lainnya.4 Fungsi tersebut juga dianggap sebagai tindakan mengambil inisiatif dan mengarahkan pekerjaan yang perlu dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Dengan demikian actuating sangat erat kaitannya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan agar tujuan-tujuan organisasi dapat dicapai seperti yang diinginkan. Winardi juga mengemukakan bahwa sekalipun terdapat banyak teori tentang fungsi-fungsi manajemen, namun dapat disederhanakan bahwafungsi manajemen setidaknya meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Dalam perencanaan telah ditetapkan arah tindakan yang mengarahkan sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk dapat direalisasikan. Rencana-rencana yang ditetapkan telah menggariskan batas-batas di mana orang-orang mengambil keputusan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas. Hal ini berarti telah dilakukan antisipasi tentang kejadian-kejadian, masalahmasalahyang akan muncul, dan hubungan kausalitas antar pihak terkaitdalam suatu organisasi di masa mendatang. Mengingat bahwa di masa mendatang terdapat penuh ketidakpastian, maka antisipasi yang telah ditetapkan pun sering tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk ini para manajer harus siap menghadapi keadaan darurat dengan mengembangkan rencana-rencara alternatif.
Dalam pengorganisasian, manajemen menggabungkan dan mengkombinasikan berbagai macam sumber daya menjadi satu kesatuan untuk dapat memberikan manfaat yang lebih berdaya guna. Sumber daya tersebut dikelompokkan sesuai dengan sifat dan jenisnya, diberikan peran/fungsi, dan dijalin sedemikian rupa untuk dapat saling berinteraksi menjadi suatu sistem. Sistem yang telah ditentukan diarahkan untuk dapat memproduksi barang/jasa sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Dalam organisasi, yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan terdiri dari para manajer, para supervisor, dan para pelaksana. Dengan rencana yang telah ditetapkan, mereka yang terlibat akan merealisasikannya, bahkan dalam proses mencapai manajemen mutu total. Kegiatan atau proyek suatu organisasi merupakan hasil dari kreasi para manajer atau hasil dari gagasan yang disampaikan oleh parapelaksana, tim, atau kelompok pekerja. Selanjutnya pihak-pihak tersebut bekerja sebagai suatu tim.
Kepemimpinan berperan sangat penting dalam manajemen karena unsur manusia merupakan variabel yang teramat penting dalam organisasi. Seperti dikemukakan di atas bahwa yang terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan organisasi terdiri dari para manajer, para supervisor, dan para pelaksana. Manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda mempunyai kepentingan masing-masing, yang bahkan saling berbeda dan berakibat terjadi konflik.
Perbedaan kepentingan tidak hanya antar individu di dalam organisasi, tetapi juga antara individu dengan organisasi di mana individu tersebut berada. Sangat mungkin bahwa perbedaan hanya dalam hal yang sederhana, namun ada kalanya terjadi perbedaan yang cukup tajam. Tanpa kepemimpinan yang baik, hal-hal yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pengorganisasian tidak akan dapat direalisasikan. Kepemimpinan sangat diperlukan agar semua sumberdaya yang telah diorganisasikan dapat digerakkan untuk merealisasikan tujuan organisasi. Domingo, dalam membahas kepemimpinan kualitas (quality leadership) mengemukakan bahwa manajemen tingkat puncak harus kokoh berinisiatif untuk mengedepankan pentingnya kepemimpinan kualitas. Pimpinan puncak harus mendorong seluruh pegawai dan harus menjadi teladan. Segala pikiran dan perkataannya harus merefleksikan filosofi kualitas yang diterapkan perusahaan. Pimpinan puncak harus berpikir dan bertinda demikualitas dalam segala situasi dan bersedia mendengarkan siapa pun,bahkan dari seseorang yang berada di tingkat paling bawah, yang maumenyumbangkan pendapatnya untuk peningkatan kualitas.
Domingo mengartikan kualitas sebagai “melakukan sesuatu yang benar secara benarsejak awal” (“doing the right thing right the first time”).Domingo juga mengatakan bahwa “menghendaki kualitas berarti berbuat baik untuk melayani konsumen”. Domingo mengemukakan tiga hal dari tujuh belas dasar kepemimpinan yang diterapkan di General Douglas McArthur, yaitu selalu mengemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut dalam setiap tindakannya, sebagai berikut:
    Apakah seluruh kekuatan yang ada pada saya telah saya arahkan untuk mendorong, memberikan insentif, dan membebaskan dari kelemahan dan kesalahan?
    Apakah setiap perbuatan saya telah membuat bawahan saya maumengikutinya?
    Apakah saya secara konsisten dapat menjadi teladan dalam karakter berpakaian,   sopan-santun?
Dari tiga hal yang dikemukakan Domingo tersebut dapat diketahui bahwa seorang pemimpin harus selalu berorientasi pada keberhasilan kepemimpinannya. Seluruh kekuatannya difokuskan pada upaya mendorong dan memotivasi bawahannya agar mau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tiujuan organisasi dan setiap langkah serta penampilannya diharapkan menjadi suri teladan bagi bawahannya. Dengan demikian pemimpin yang baik selalu memberikan pelayanan terbaik kepada bawahannya, bukan sebaliknya, meminta dilayani oleh para bawahannya. Seorang pemimpin juga rela mengorbankan kepentingan pribadinya untukkemajuan para bawahannya, yang sebenarnya hal ini juga untuk keberhasilan organisasinya.

C. Gaya Kepemimpinan
Pada awal pemunculan teori kepemimpinan telah diidentifikasikan berbagaikondisi para pemimpin hebat. Penampilan fisik, inteligensia, dan kemampuan berbicara di kalangan publik merupakan ciri khas yang harus dimiliki oleh para pemimpin. Pada waktu itu banyak diyakini bahwa orang bertubuh tinggi lebih baik kemampuan memimpinnya dibandingkan dengan orang yang bertubuh pendek. Namun belakangan ini telah terjadi pergeseran, cara pandang tidak lagi pada penampilan fisik, melainkan pada gaya kepemimpinan. Griffin dan Ebert mengemukakan 3 (tiga) gaya kepemimpinan, yaitu:
(1) gaya otokratik (autocratic style),
(2) gaya demokratik (democratic style), dan
(3) gaya bebas terkendali (free-reinstyle).

Pemimpin dengan gaya otokratik pada umumnya memberikan perintah-perintahdan meminta bawahan untuk mematuhinya. Para komandan militer di medan perang umumnya menerapkan gaya ini. Pemimpin yang menerapkan gaya ini tidak memberikan cukup waktu kepada para bawahan untuk bertanya dan hal ini lebih sesuai pada situasi yang memerlukan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Gaya ini juga cocok untuk diterapkan pada situasi di mana pimpinan harus cepat mengambil keputusan sehubungan adanya desakan para pesaing. Gaya otokratik ini tidak selalu jelek seperti persepsi orang selama ini. Untuk menghadapi anggota tim yang malas, tidak disiplin, susah diatur, dan selalu menjadi trouble maker, gaya kepemimpinan otokratik sangat tepat untuk digunakan oleh seorang ketua tim.
Pemimpin dengan gaya demokratik pada umumnya meminta masukan kepada para bawahan/stafnya terlebih dahulu sebelum mengambilkeputusan, namun pada akhirnya menggunakan kewenangannya dalammengambil keputusan. Sebagai contoh, seorang manajer teknik di bagianproduksi melontarkan gagasannya terlebih dahulu kepada kelompok yangberhubungan dengan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan tanggapan dan atau masukan sebelum mengambil keputusan.
Pemimpin dengan gaya bebas terkendali pada umumnya memposisikan dirinya sebagai konsultan bagi para bawahannya dan cenderung memberikan kewenangan    kepada para bawahan untuk mengambil keputusan. Dengan gaya ini seorang pemimpin lebih menekankan kepada unsur keyakinan bahwa kelompok pekerja telah dapat     dipercaya karena seringnya menyampaikan pendapat dan gagasannya, telah mengetahui apa yang harus dikerjakan dan mengetahui bagaimana mengerjakannyasehingga   pemimpin hanya tut wuri handayani (broad based management).Ketiga gaya kepemimpinan tersebut dapat digunakan oleh seorang ketua timsesuai dengan situasi yang dihadapinya. Situasi di sini meliputi waktu.tuntutan pekerjaan, kemampuan bawahan, pimpinan, teman sekerja,kemampuan dan harapan-harapan bawahan, serta kematangan bawahan.




S1. Telling (Directing/Structuring)
Seorang pemimpin yang senang mengambil keputusan sendiri denganmemberikan instruksi yang jelas dan mengawasinya secara ketat sertamemberikan penilaian kepada mereka yang tidak melaksanakannya sesuaidengan yang apa anda harapkan.Kekuatan dari gaya kepemimpinan ini adalah dalam kejelasan tentang apa yang diinginkan, kapan keinginan itu harus dilaksanakan, dan bagaimana caranya.
Kelemahan dari gaya kepemimpinan ini adalah selalu ingin mendominasi semua persoalan sehingga ide dan gagasan bawahan tidak berkembang. Semua persoalan akan bermuara kepada sang pemimpin sehingga mengundang unsur ketergantungan yang tinggi padanya. Gunakanlah S1 apabila situasi dan bawahan adalah sebagai berikut:
1.    Orang baru yang mempunyai pengalaman terbatas untuk mengerjakan apa yang diminta.
2.    Orang yang tidak memiliki motivasi dan kemauan untuk mengerjakan apa yang diharapkan.
3.    Orang yang merasa tidak yakin dan kurang percaya diri.
4.    Orang yang bekerja di bawah standar yang telah ditentukan.

S2. Selling (Coaching)
Seorang pemimpin yang mau melibatkan bawahan dalam pembuatan suatu keputusan. Pemimpin bersedia membagi persoalan dengan bawahannya, dan sebaliknya persoalan dari bawahan selalu didengarkan serta memberikan pengarahan mengenai apa yang seharusnya dikerjakan. Kekuatan gaya kepemimpinan ini adalah adanya keterlibatan bawahan dalam memecahkan suatu masalah sehingga mengurangi unsur ketergantungan kepada pemimpin.
Keputusan yang dibuat akan lebihmewakili Tim daripada pribadi.Kelemahan dari gaya kepemimpinan ini adalah tidak tercapainya efisiensiyang tinggi dalam proses pengambilan keputusan.Gunakanlah S2 apabila situasi dan kondisi bawahan sebagai berikut:
a.    Orang yang respek terhadap kemampuan dan posisi pemimpin.
b.    Orang yang mau berbagi tanggung jawab dan dekat dengan pemimpin.
c.    Orang yang belum dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar yang berlaku.
d.    Orang yang mempunyai motivasi untuk meminta semacam pelatihan atautraining agar dapat bekerja dengan lebih baik.

S3. Participating (Developing/Encouraging)
Salah satu ciri dari gaya kepemimpinan ini adalah adanya kesediaan dari pemimpin untuk memberikan kesempatan bawahan agar dapat berkembang dan bertanggungjawab serta memberikan dukungan sepenuhnya mengenaiapa yang mereka perlukan. Kekuatan gaya kepemimpinan ini adalah adanya kemampuan yang tinggidari pemimpin untuk menciptakan suasana yang menyenangkan sehinggabawahan merasa senang, baik dalam menyampaikan masalah maupun hal-hallain yang tidak dapat mereka putuskan.
Pemimpin selalu memberikankesempatan kepada bawahan untuk dapat berkembang.Kelemahan gaya kepemimpinan ini adalah diperlukannya waktu yang lebih banyak dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin harus selalumenyediakan waktu yang banyak untuk berdiskusi dengan bawahanGunakanlah S3 apabila situasi dan kondisi bawahan sebagai berikut:
a.    Orang yang dapat bekerja di atas rata-rata kemampuan sebagian besarpekerja.
b.    Orang yang mempunyai motivasi yang kuat sekalipun pengalaman dan kemampuannya masih harus ditingkatkan.
c.    Orang yang mempunyai keahlian dan pengalaman kerja yang sesuai dengan tugas yang akan diberikan.

S4. Delegating
Dalam gaya ini, pemimpin memberikan banyak tanggung jawab kepada bawahan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memecahkan permasalahan. Kekuatan dari gaya kepemimpinan ini adalah terciptanya sikap memiliki dari bawahan atas semua tugas yang diberikan. Pemimpin lebih merasa santai sehingga mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan hal-hal lain yang memerlukan perhatian lebih banyak.
Kelemahan dari gaya kepemimpinan ini adalah saat bawahan memerlukan keterlibatan pemimpin, maka ada kecenderungan ia akan mengembalikan persoalannya kepada bawahan meskipun sebenarnya itu tugas pimpinan. Gunakanlah S4 jika situasi dan kondisi bawahan sebagai berikut:
a.    Orang yang mempunyai motivasi, rasa percaya diri yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
b.    Orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai untuk mengerjakan tugas-tugas yang sudah jelas dan rutin dilakukan.
c.    Orang yang berani menerima tanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tugas.
d.    Orang yang kinerjanya di atas rata-rata para pekerja pada umumnya.

Post a Comment

0 Comments