Advertisement

header ads

Konsep Relativisme Budaya

Relativisme budaya ialah pemikiran bahwa perkembangan budaya tidak sama dari setiap wilayah di belahan bumi. Ada batas relatif antara budaya yang satu dengan yang lain. Lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan perilaku manusia adalah sebuah sistem yang membentuk budaya seseorang atau sekelompok orang Jadi jika suatu budaya tidak sama, berarti ada perbedaan secara relatif antara budaya yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada kondisi lingkungan sosial, perilaku dari manusianya, dan kondisi lingkungan fisik. Jika perkembangan budaya antara satu wilayah budaya dengan wilayah budaya lainnya berbeda, maka standar kebenaran dan kebaikan yang ada tiap kelompok budaya akan berbeda satu dengan yang lainnya. Dari sinilah terbentuk nilai-nilai budaya yang sifatnya relatif. Meskipun demikian, adanya relativitas budaya secara konseptual dan sistematis dipopulerkan oleh Frans Boaz, seorang antropolog budaya berkebangsaan Amerika.

Contoh kasus yang ada di dalam relativisme budaya yang saya akan angkat di sini ialah relativisme budaya. Kasus ini adalah contoh dari perbedaan penilaian moral dan bukan ketidaksepakatan moral. Kedua-duanya menyetujui bahwa mencuri merupakan dosa. Tetapi mereka memberi penilaian yang berbeda. Kemudian kasus tersebut jika dirasionalkan  mencurian demi alasan tertentu (mungkin untuk membeli obat untuk istrinya yang sedang sakit).
Kekuatan relativisme ialah munculnya anggapan bahwa manusia itu unik dan berbeda satu sama lain. Kelemahan yang amat mendasar dari relativisme, yakni paham tersebut mengajak kita memasuki alam ketidakpastian eksistensial diri dan anarki sosial, karena tidak ada lagi satu pijakan bersama yang mendasari makna hidup maupun relasi-relasi sosial politik masyarakat.Dari dua hal itu, yakni ketidakpastian makna hidup dan anarki sosial, kita bisa menurunkan banyak sekali hal-hal negatif, mulai dari kecenderungan bunuh diri yang amat tinggi di dalam masyarakat.

Post a Comment

0 Comments